Ketahuilah apa itu novena?.
Novena adalah bentuk tradisional doa Katolik, mereka
yang berdoa novena membaca satu atau serangkaian doa spesifik dengan satu
permohonan atau permintaan tertentu. cara ini berlanjut selama sembilan
hari atau sembilan jam.
Pahami apa yang bukan merupakan esensi Novena.
Novena "BUKAN" mantra sihir, dengan kata lain berdoa novena tidak menjamin bahwa keajaiban akan terjadi, dan hanya kata-kata Novena pilihan anda saja tidak memiliki kekuatan apa pun. Novena adalah tingdakan devosi yang anda tunjukan dengan cara mendoakan doa Novena yang memiliki makna Spiritual.
Sejarah Novena
Setelah Yesus naik ke surga, Maria, para rasul dan murid-murid lainnya berdoa terus-menerus selama sembilan hari sampai hari Minggu Pentekosta, Katolik melihat pada teladan ini dan dari situ mendapatkan praktek berdoa Novena selama sembilan hari.
Kata Novena berasal dari bahasa Latin yang artinya "Sembilan" oleh karena itu Novena didoakan sebayak sembilan kali
Singkatnya,
novena adalah doa pribadi atau doa bersama selama sembilan hari
berturut-turut yang dipanjatkan guna mendapatkan suatu rahmat khusus,
memohon suatu karunia khusus atau menyampaikan suatu permohonan khusus.
Novena berasal dari kata Latin “novem” yang artinya “sembilan”. Seperti
tampak dalam definisi di atas, novena selalu menyiratkan adanya
kepentingan yang mendesak.
Dalam
liturgi Gereja, novena dibedakan dari oktaf, yang sifatnya lebih pada
perayaan, entah sebelum atau sesudah suatu pesta penting. Misalnya,
dalam penanggalan liturgi Gereja, kita merayakan Oktaf sebelum Natal, di
mana pendarasan antifon “O” membantu kita mempersiapan diri menyambut
kelahiran Juruselamat kita. Kita juga merayakan Oktaf Natal dan Paskah,
yang meliputi hari pesta itu sendiri dan tujuh hari sesudahnya, guna
menekankan sukacita misteri-misteri yang dirayakan.
Sulit
ditentukan dengan tepat, asal mula novena sebagai bagian dari harta
rohani Gereja. Perjanjian Lama tidak mencatat adanya perayaan selama
sembilan hari di kalangan bangsa Yahudi. Sebaliknya, dalam Perjanjian
Baru, pada peristiwa Kenaikan Tuhan Yesus, Tuhan memberikan Perutusan
Agung kepada para rasul, dan kemudian menyuruh mereka untuk kembali ke
Yerusalem dan menunggu datangnya Roh Kudus. Dalam Kisah Para Rasul
dicatat, “Maka kembalilah rasul-rasul itu ke Yerusalem dari
bukit yang disebut Bukit Zaitun, yang hanya seperjalanan Sabat jauhnya
dari Yerusalem. Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa
bersama-sama” (Kis 1:12, 14). Sembilan hari sesudahnya, Roh
Kudus turun atas para rasul pada hari Pentakosta. Kemungkinan, “periode
doa sembilan hari” yang dilakukan oleh para rasul inilah yang menjadi
dasar dari doa novena.
Jauh
sebelum kekristenan, bangsa Romawi kuno juga mempraktekkan doa selama
sembilan hari demi berbagai macam kepentingan. Penulis Livy mencatat
bagaimana doa sembilan hari itu dirayakan di Gunung Alban guna menolak
bala atau murka para dewa seperti yang diramalkan oleh para tukang
tenung. Begitu pula, doa sembilan hari dipersembahkan apabila suatu “hal
baik” diramalkan akan terjadi. Keluarga-keluarga juga menyelenggarakan
masa duka selama sembilan hari atas kematian orang yang dikasihi dengan
suatu perayaan khusus sesudah pemakaman yang dilakukan pada hari
kesembilan. Pula, bangsa Romawi merayakan parentalia novendialia, suatu
novena tahunan (13-22 Februari) guna mengenangkan segenap anggota
keluarga yang telah meninggal dunia. Karena novena telah merupakan
bagian dari budaya Romawi, ada kemungkinan umat Kristiani “membaptis”
praktek kafir ini.
Apapun
yang mungkin merupakan asal mula novena, di kalangan umat Kristiani
perdana memang sungguh ada masa berkabung selama sembilan hari atas
meninggalnya seseorang yang dikasihi. Maka, pada akhirnya,
dipersembahkanlah suatu Misa novena bagi kedamaian kekal jiwa. Hingga
sekarang, terdapat praktek novendialia atau Novena Paus, yang
dilaksanakan apabila Bapa Suci berpulang, seperti yang kita saksikan
saat wafatnya Paus Yohanes Paulus II yang terkasih.
Pada
Abad Pertengahan, terutama di Spanyol dan Perancis, doa novena biasa
dipanjatkan sembilan hari menjelang Natal, melambangkan sembilan bulan
yang dilewatkan Tuhan kita dalam rahim Santa Perawan Maria. Doa novena
khusus ini membantu umat beriman mempersiapkan diri merayakan dengan
khidmad kelahiran Tuhan kita. Lama-kelamaan berbagai macam novena
disusun guna membantu umat beriman mempersiapkan diri menyambut suatu
pesta istimewa atau guna memohon pertolongan seorang kudus dalam suatu
masalah tertentu. Beberapa novena populer yang secara luas biasa
didaraskan di Gereja kita adalah Novena Medali Wasiat, Novena Hati Kudus
Yesus, Novena Roh Kudus, Novena St Yosef, Novena St Yudas Tadeus, dan lain sebagainya.
Cukup
sulit mengatakan mengapa kita tidak mendaraskan novena dalam ibadat
bersama sesering sebelum Konsili Vatikan II. Saya pernah menanyakan hal
ini kepada seorang imam senior, yang pada intinya mengatakan bahwa cukup
banyak orang yang ikut ambil bagian dalam doa novena, tetapi melewatkan
Misa Kudus. Padahal, sebagai umat Katolik, fokus terutama dalam
spiritualitas dan sembah sujud bersama adalah Ekaristi dan Misa Kudus.
Juga,
sebagian orang saya pikir telah menyelewengkan novena dengan takhayul.
Di setiap paroki di mana saya pernah ditugaskan, selalu saja saya
menemukan salinan Novena St Yudas Tadeus yang pada dasarnya menyatakan
bahwa jika orang pergi ke Gereja selama sembilan hari berturut-turut dan
meninggalkan salinan Novena St Yudas Tadeus, maka doanya akan
dikabulkan - semacam surat berantai rohani; bagaikan mesin Katolik
otomatis saja: seperti orang memasukkan uang ke dalam mesin penjual,
lalu menekan tombol untuk mendapatkan cola yang diinginkannya; dalam hal
ini orang mendaraskan doa-doa, pergi ke gereja, meninggalkan salinan
doa, dan beranggapan bahwa dengan demikian doanya pastilah dikabulkan.
Yang menyedihkan sekarang ini adalah orang bukan, setidak-tidaknya
menyalin dengan tangan, melainkan sekedar memfotokopinya, dan yang
terlebih parah, biasanya sayalah yang harus membereskan
lembaran-lembaran doa ini yang ditinggalkan dan tercecer di seluruh
ruang Gereja.
Walau demikian, novena masih mendapat tempat yang sah dan benar dalam spiritualitas Katolik. Dalam buku Pedoman Indulgensi tertulis, “Indulgensi sebagian
diberikan kepada umat beriman yang dengan tekun ikut ambil bagian dalam
praktek saleh novena bersama yang diadakan sebelum perayaan Natal, atau
Pentakosta, atau Hari Raya Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Dosa.”
Di sini, sekali lagi Gereja menekankan bahwa novena merupakan suatu
praktek rohani yang saleh, yang memperteguh iman individu dan
hendaknyalah individu sungguh tekun, dengan selalu mengingat kebajikan
Tuhan yang senantiasa menjawab semua doa-doa kita menurut kehendak
ilahi-Nya.
Description: NOVENA
Reviewer: Carmelita Martins Casimiro
Rating: 4.0
ItemReviewed: NOVENA
Reviewer: Carmelita Martins Casimiro
Rating: 4.0
ItemReviewed: NOVENA
Tidak ada komentar: