Carmelita Martins Casimiro 21.46.00


Siapakah Yesus Kistu Itu?

Beberapa waktu yang lalu kawan saya mengajak diskusi tentang iman Kristen. Dalam diskusi itu kawan saya menanyakan salah satu doktrin Kristen yang sangat sulit dia paham, yaitu doktrin Tritunggal dan makna Ibnullah (Anak Allah) pada Yesus.
Menurut dia doktrin Tritunggal tidak ada dalam Injil atau ajaran Yesus. Menurut saya adalah sangat wajar jika umat agama lain terkadang tidak memahami bahasa teologis agama kita,  dikarenakan mereka seringkali menggunakan  pola pikir bahasa teologis mereka dalam memahami iman kita yang sulit mereka pahami. Dimana umat lain tidak mampu memahami bagaimana sebenarnya makna Tritunggal: Yasu’ al-Masih Ibnullah (Yesus Kristus Anak Allah), padahal jelas-jelas bahwa Allah tidak beranak dan diperanakkan.
Jika kita mencoba mencari kata “Tritunggal” di Alkitab memang tidak ditemukan secara letter leg. Tetapi apabila kita mencoba kembali pada ajaran Tauhid (Monoteisme) Yahudi pra Kristen, pada penciptaan langit dan bumi (kejadian 1) disana dikatakan: “Roh Allah melayang-layang diatas air (Roh Kudus), (Berfirmanlah Allah atau Firman Allah), Itu sebabnya hubungan antara Bapa (Allah), FirmanNya dan RohNya dalam bahasa Yunani “Triados”  bahasa latin “Trinitas” atau yang umum kita kenal dengan “Tritunggal”.
Doktrin Tritunggal tidak sama dengan Triteisme (penyembahan tiga tuhan). Dalam doktrin ini tidak menjelaskan “keberapaan” Allah, akan tetapi menjelaskan “kebagaimanaan” Allah itu lalu dirumuskan dalam Tritunggal. Karena Allah yang Esa harus memiliki Roh (Kudus) dan juga harus memiliki Firman dalam bahasa aslinya “Logos”.  Yesus Kristus Putra Allah Perlu ditekankan bahwa kata “Putra Allah” pada Yesus bukan berarti hasil hubungan sexual, Anak Allah” ini bermakna kiasan dari “Firman Allah”. yang mengatakan bahwa Putra Allah yang Tunggal telah "lahir dari Sang Bapa sebelum segala zaman".
Pertanyaannya adalah apakah ada di dunia ini seseorang yang dilahirkan dari Bapa? Jawabnya, tentu saja tidak ada! Karena setiap orang lahir dari ibu. Karena itu, Yesus disebut Putra Allah jelas bukan kelahiran fisik, tetapi kelahiran ilahi-Nya sebagai Firman yang kekal sebelum segala zaman.
Kemudian kawan saya bertanya, ” Bukankah Yesus itu dilahirkan dari rahim Maryam? ” Itu adalah kelahiran kedua dalam daging atau wujud kemanusiaan Yesus. Makna kelahiran Yesus ini oleh bapa-bapa gereja dirumuskan demikian : ” Junjungan kita al-Masih (Yesus) mempunyai dua (2) kelahiran:
1.      Kelahiran kekal- Nya dari Bapa tanpa seorang ibu, dan kelahiran-Nya dalam keterbatasan zaman dari ibu tanpa seorang bapa insani,  Lahir dari Bapa tanpa seorang ibu , menunjuk kepada kelahiran kekal Firman Allah dari Wujud Allah. Tanpa seorang ibu, untuk menekankan bahwa kelahiran itu tidak terjadi dalam ruang dan waktu yang terbatas.
2.      Sebaliknya, "Lahir dari ibu tanpa bapa ", menekankan bahwa secara manusia Yesus dilahirkan dalam ruang dan waktu yang terbatas. Meskipun demikian, karena Yesus bukan manusia biasa seperti kita pada umumnya, melainkan Firman yang menjadi manusia, maka kelahiran fisik-Nya ditandai dengan mukjizat tanpa perantaraan seorang ayah insani. Kelahiran-Nya yang kedua ke dunia karena kuasa Roh Allah ini, menyaksikan dan meneguhkan kelahiran kekal-Nya "sebelum segala abad". Dan karena Dia dikandung oleh kuasa Roh Kudus, maka Yesus dilahirkan oleh Bunda Perawan Maria tanpa seorang ayah.
Yesus (Sang Firman) dengan Allah atau Logos,  itu artinya bukan sekedar kata-kata verbal. Tapi artinya pikiran yang merupakan sumber dari kata-kata & pernyataan. Pikiran itu adalah Logos; Logikos; Logic/akal. Pikiran ada dalam diri Allah, tidak mungkin pikiran Allah di luar. Karena pikiran Allah (Firman Allah) itu bukan “ilah yang lain” dan bukan “allah yang lain” daripada Allah Sang Bapa itu, maka dikatakan dalam bahasa aslinya adalah: “Firman itu bersama dengan Allah itu, dan Firman itu adalah Allah”. Artinya apa?? Sang pemilik Firman itu hanya satu, Allah itu hanya satu.
Meskipun demikian, patut dicatat pula bahwa dogma keilahiam Yesus dan ketritunggalan Ilahi tidak hanya cukup didsarkan atas ayat-ayat Perjanjian Lama saja, tetapi harus lebih mengacu kepada ayat-ayat Perjanjian Baru. Sebab Perjanjian Lama hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakikat keselamatan itu sendiri” (Ibr. 10:1).
Seperti yang juga dikatakan Rasul Paulus, semuanya itu hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya adalah Kristus” (Kol. 1:7).
Kitab Amsal ditulis sebelum zaman Yesus, sedangkan Injil Yohanes ditulis oleh Rasul Yohanes di Efesus, yang jelas-jelas berasal dari murid Yesus langsung.
Bukankah Yesus berseru pada Allah: “Eli, Eli Lamma Sabakhtani”? saya pernah ditanya demikian: bukankah Yesus pernah berseru: Eli, Eli Lamma Sabakhtani? Padahal Yesus adalah jelmaan dari Firman Allah sendiri. ”
Sekali lagi perlu ditekankan bahwa Yesus mempunyai dua kodrat.
Pertama, Dia adalah Firman Allah yang kekal bersama-sama dengan Allah dan
Kedua,  Dia (Yesus) adalah Allah itu sendiri.
Tentu saja daging atau tubuh kemanusiaan Yesus atau wujud inkarnasi Yesus bukanlah Allah (Sang Bapa). Karena jika tubuh kemanusiaan Yesus adalah Allah (Sang Bapa), masakan Allah mati? Jika tubuh kemanusiaan Yesus adalah Allah, masakan Allah digantung di kayu salib? Inilah yang perlu ditekankan, bahwa ketika Yesus wafat yang merasakan kematiaan adalah tubuh kemanusiaan Yesus. Firman dan Allah Sang Pemilik Firman tidak ikut merasakan kematiaan tubuh kemanusiaan Yesus.
Hal ini dapat saya analogikan berikut: hasil dari buah pikiran saya dicetak dalam buku atau direkam dalam pita kaset. Ketika buku atau pita kaset yang adalah penjelmaan dari buah pikiran saya itu sobek atau rusak, apakah pikiran saya dan saya ikut rusak juga? Tentu tidak! Karena kertasnya dan pitanya bukan saya. Meskipun dalam buku dan pita kaset itu adalah penjelmaan buah pikiran saya. Begitu juga antara kemanusiaan dan keilahian-Nya sebagai Firman Allah juga "tidak terbagi dan tidak terpisah". Maksudnya, sekalipun Firman Allah sama sekali tidak merasakan atau tidak dapat disentuh oleh maut, tetapi dengan kematian tubuh insani Yesus itu Allah turut "berbela rasa" dengan umat-Nya.
Ibarat bendera Timor Leste  yang merupakan kebangaan seorang Negara/Presiden. Ketika bendera itu diinjak-injak oleh musuhnya, hati Negara/Presiden terasa tercabik-cabik meskipun tubuhnya sama sekali tidak terluka. Jadi, sekalipun Allah tidak dapat mati, dalam kasih-Nya Dia tetap turut merasakan kematian Yesus Putra-Nya.
Untuk dapat mengerti bagaimana Allah,  kita tidak boleh menggunakan logika matematis, Karena Allah itu Roh, maka untuk dapat memahami Allah harus menggunakan pola pikir metafisik (dibalik yang kelihatan).
Jika buah pikiran saya dicetak dalam 100 buku atau direkam dalam 1000 pita kaset, apakah pikiran saya akan berkurang? Tentu tidak! Pikiran saya tetap satu ada dalam diri saya dan tidak berkurang sedikitpun. Begitu juga ketika Yesus yang adalah penjelmaan dari Firman Allah itu dibabtis, Firman Allah tetap ada dalam diri Allah dan tidak berkurang.

Demikian catatan sederhana saya, semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kemuliaan bagi Sang Bapa dan Sang Putra (Firman) serta Sang Roh Kudus, sekarang dan selalu serta sepanjang segala abad, Amen

Le'e ho Lingua Tetum-Timor Leste

Description: SIAPAKAH YESUS KRISTUS
Reviewer: Carmelita Martins Casimiro
Rating: 4.0
ItemReviewed: SIAPAKAH YESUS KRISTUS
This is the most recent post.
Posting Lama

Tidak ada komentar: