Siapakah Yesus Kistu Itu?
Beberapa waktu yang lalu kawan saya
mengajak diskusi tentang iman Kristen. Dalam diskusi itu kawan saya menanyakan
salah satu doktrin Kristen yang sangat sulit dia paham, yaitu doktrin
Tritunggal dan makna Ibnullah (Anak
Allah) pada Yesus.
Menurut dia doktrin Tritunggal tidak
ada dalam Injil atau ajaran Yesus. Menurut saya adalah sangat wajar jika umat
agama lain terkadang tidak memahami bahasa teologis agama kita, dikarenakan mereka seringkali menggunakan pola pikir bahasa teologis mereka dalam
memahami iman kita yang sulit mereka pahami. Dimana umat lain tidak mampu
memahami bagaimana sebenarnya makna Tritunggal: Yasu’ al-Masih Ibnullah (Yesus Kristus Anak Allah), padahal
jelas-jelas bahwa Allah tidak beranak dan diperanakkan.
Jika kita mencoba mencari kata
“Tritunggal” di Alkitab memang tidak ditemukan secara letter leg. Tetapi
apabila kita mencoba kembali pada ajaran Tauhid (Monoteisme) Yahudi pra
Kristen, pada penciptaan langit dan bumi (kejadian 1) disana dikatakan: “Roh Allah
melayang-layang diatas air (Roh Kudus), (Berfirmanlah Allah atau Firman Allah),
Itu sebabnya hubungan antara Bapa (Allah), FirmanNya dan RohNya dalam bahasa
Yunani “Triados” bahasa latin “Trinitas”
atau yang umum kita kenal dengan “Tritunggal”.
Doktrin Tritunggal tidak sama dengan
Triteisme (penyembahan tiga tuhan).
Dalam doktrin ini tidak menjelaskan “keberapaan” Allah, akan tetapi menjelaskan
“kebagaimanaan” Allah itu lalu dirumuskan dalam Tritunggal. Karena Allah yang
Esa harus memiliki Roh (Kudus) dan juga harus memiliki Firman dalam bahasa
aslinya “Logos”. Yesus Kristus Putra Allah Perlu ditekankan bahwa kata “Putra Allah” pada Yesus bukan berarti hasil hubungan sexual, Anak Allah” ini bermakna
kiasan dari “Firman Allah”. yang mengatakan bahwa Putra Allah yang Tunggal
telah "lahir dari Sang Bapa sebelum segala zaman".
Pertanyaannya adalah apakah ada di
dunia ini seseorang yang dilahirkan dari Bapa? Jawabnya, tentu saja tidak ada!
Karena setiap orang lahir dari ibu. Karena itu, Yesus disebut Putra Allah jelas bukan kelahiran fisik, tetapi
kelahiran ilahi-Nya sebagai Firman yang kekal sebelum segala zaman.
Kemudian kawan saya bertanya, ”
Bukankah Yesus itu dilahirkan dari
rahim Maryam? ” Itu adalah kelahiran kedua
dalam daging atau wujud kemanusiaan Yesus. Makna kelahiran Yesus ini oleh
bapa-bapa gereja dirumuskan demikian : ” Junjungan kita al-Masih (Yesus) mempunyai dua (2) kelahiran:
1.
Kelahiran kekal- Nya dari Bapa tanpa
seorang ibu, dan kelahiran-Nya dalam keterbatasan zaman dari ibu tanpa seorang
bapa insani, Lahir dari Bapa tanpa
seorang ibu , menunjuk kepada kelahiran kekal Firman Allah dari Wujud Allah.
Tanpa seorang ibu, untuk menekankan bahwa kelahiran itu tidak terjadi dalam
ruang dan waktu yang terbatas.
2.
Sebaliknya, "Lahir dari ibu
tanpa bapa ", menekankan bahwa secara manusia Yesus dilahirkan dalam ruang
dan waktu yang terbatas. Meskipun demikian, karena Yesus bukan manusia biasa
seperti kita pada umumnya, melainkan Firman yang menjadi manusia, maka
kelahiran fisik-Nya ditandai dengan mukjizat tanpa perantaraan seorang ayah
insani. Kelahiran-Nya yang kedua ke dunia karena kuasa Roh Allah ini,
menyaksikan dan meneguhkan kelahiran kekal-Nya "sebelum segala abad".
Dan karena Dia dikandung oleh kuasa Roh Kudus, maka Yesus dilahirkan oleh Bunda
Perawan Maria tanpa seorang ayah.
Yesus (Sang Firman) dengan Allah atau
Logos, itu artinya bukan sekedar
kata-kata verbal. Tapi artinya pikiran yang merupakan sumber dari kata-kata
& pernyataan. Pikiran itu adalah Logos; Logikos; Logic/akal. Pikiran ada
dalam diri Allah, tidak mungkin pikiran Allah di luar. Karena pikiran Allah
(Firman Allah) itu bukan “ilah yang lain” dan bukan “allah yang lain” daripada
Allah Sang Bapa itu, maka dikatakan dalam bahasa aslinya adalah: “Firman itu bersama
dengan Allah itu, dan Firman itu adalah Allah”. Artinya apa?? Sang pemilik
Firman itu hanya satu, Allah itu hanya satu.
Meskipun demikian, patut dicatat
pula bahwa dogma keilahiam Yesus dan ketritunggalan Ilahi tidak hanya cukup
didsarkan atas ayat-ayat Perjanjian Lama saja, tetapi harus lebih mengacu
kepada ayat-ayat Perjanjian Baru. Sebab Perjanjian Lama hanya terdapat bayangan
saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakikat keselamatan itu
sendiri” (Ibr. 10:1).
Seperti yang juga dikatakan Rasul
Paulus, semuanya itu hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang
wujudnya adalah Kristus” (Kol. 1:7).
Kitab Amsal ditulis sebelum zaman
Yesus, sedangkan Injil Yohanes ditulis oleh Rasul Yohanes di Efesus, yang
jelas-jelas berasal dari murid Yesus langsung.
Bukankah Yesus berseru pada Allah:
“Eli, Eli Lamma Sabakhtani”? saya pernah ditanya demikian: bukankah Yesus
pernah berseru: Eli, Eli Lamma Sabakhtani? Padahal Yesus adalah jelmaan dari
Firman Allah sendiri. ”
Sekali lagi perlu ditekankan bahwa
Yesus mempunyai dua kodrat.
Pertama, Dia
adalah Firman Allah yang kekal bersama-sama dengan Allah dan
Kedua, Dia (Yesus) adalah Allah itu sendiri.
Tentu saja daging atau tubuh
kemanusiaan Yesus atau wujud inkarnasi Yesus bukanlah Allah (Sang Bapa). Karena
jika tubuh kemanusiaan Yesus adalah Allah (Sang Bapa), masakan Allah mati? Jika
tubuh kemanusiaan Yesus adalah Allah, masakan Allah digantung di kayu salib?
Inilah yang perlu ditekankan, bahwa ketika Yesus wafat yang merasakan kematiaan
adalah tubuh kemanusiaan Yesus. Firman dan Allah Sang Pemilik Firman tidak ikut
merasakan kematiaan tubuh kemanusiaan Yesus.
Hal ini dapat saya analogikan
berikut: hasil dari buah pikiran saya dicetak dalam buku atau direkam dalam
pita kaset. Ketika buku atau pita kaset yang adalah penjelmaan dari buah
pikiran saya itu sobek atau rusak, apakah pikiran saya dan saya ikut rusak
juga? Tentu tidak! Karena kertasnya dan pitanya bukan saya. Meskipun dalam buku
dan pita kaset itu adalah penjelmaan buah pikiran saya. Begitu juga antara
kemanusiaan dan keilahian-Nya sebagai Firman Allah juga "tidak terbagi dan
tidak terpisah". Maksudnya, sekalipun Firman Allah sama sekali tidak
merasakan atau tidak dapat disentuh oleh maut, tetapi dengan kematian tubuh
insani Yesus itu Allah turut "berbela rasa" dengan umat-Nya.
Ibarat bendera Timor Leste yang merupakan kebangaan seorang Negara/Presiden.
Ketika bendera itu diinjak-injak oleh musuhnya, hati Negara/Presiden terasa
tercabik-cabik meskipun tubuhnya sama sekali tidak terluka. Jadi, sekalipun
Allah tidak dapat mati, dalam kasih-Nya Dia tetap turut merasakan kematian
Yesus Putra-Nya.
Untuk dapat mengerti bagaimana Allah,
kita tidak boleh menggunakan logika
matematis, Karena Allah itu Roh, maka untuk dapat memahami Allah harus
menggunakan pola pikir metafisik (dibalik yang kelihatan).
Jika buah pikiran saya dicetak dalam
100 buku atau direkam dalam 1000 pita kaset, apakah pikiran saya akan
berkurang? Tentu tidak! Pikiran saya tetap satu ada dalam diri saya dan tidak
berkurang sedikitpun. Begitu juga ketika Yesus yang adalah penjelmaan dari
Firman Allah itu dibabtis, Firman Allah tetap ada dalam diri Allah dan tidak
berkurang.
Demikian catatan sederhana saya,
semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kemuliaan bagi Sang Bapa dan Sang
Putra (Firman) serta Sang Roh Kudus, sekarang dan selalu serta sepanjang segala
abad, Amen
Le'e ho Lingua Tetum-Timor Leste
Le'e ho Lingua Tetum-Timor Leste
Description: SIAPAKAH YESUS KRISTUS
Reviewer: Carmelita Martins Casimiro
Rating: 4.0
ItemReviewed: SIAPAKAH YESUS KRISTUS
Reviewer: Carmelita Martins Casimiro
Rating: 4.0
ItemReviewed: SIAPAKAH YESUS KRISTUS
Tidak ada komentar: